Senin, 16 Agustus 2010

Equator amour ardent #1

gelombang lautan menyatu badai menguat
menghantar buih ombak semakin bergulung
lantunan kian bergema menghantam pantai
bertabir hamparan kain putih
menggelora nafasmu : prabandari

kembali pada masa kearifan
ditaman penuh bunga bermekaran
tanganku memeluk kuas berlumuran warna
demi warna menggelora di kanvas
lukisan bumimu: prabandari

pemujaan penuh khidmat
dilantunan mantra cinta,
desah nafasmu berkicau camar lautan
mengepak sayap mengarungi batas langit
memuja bumi tiada terhenti,
dalam kabut pagi terlempar
melintasi cerobong menggelora
mersimponi mesra selaksa
didinding terus kupanggut
cadikmu : prabandari

sementara gelombang lautan semakin syahdu
menghantar bahtera kita
melaju memuja daratan terhampar,
di kejauhan membentang puncak gunung
perlahan bergelombang memanggilku
menghirup aroma tanah bumimu
sehabis tersiram tetesan rinai hujan,
kian menggelora menyatu detak
jantungmu: prabandari


equator,
2010


.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sang bhumi ruwa jurai : prabandari