Senin, 12 April 2010

diatas bintang itu juga selalu teringat padammu


hujan mengitari dinding malam kian mencekam, meninggalkan rinai yang tertetak sinar lampu lampu menggerlap penuh kuasa medetak, masih dalam dekapan tangan lembutmu mengulam nafasku ditikungan demi tikungan penyesatan ungkapan hatimu sesaat aku mencerna kalimat terakhirmu terhentak sejenak pelukanmu, maka aku lebih cepat melintasi waktu menyatu lukisan antah berantah menghitam bergaris hitam dalam gantungan pedang berpedang pernah tertanggalkan penuh kilapan menggelora makna, sesaat aku menciummu dalam sebilah untaian kalimat bermakna kekhawatiran yang penuh disela perjalanan melukis bintang dan bulan, maka sebelum meredup telagamu nan bening betapa anggun lidahmu menghantar malam keperaduan sebuah makan penitipan pada Tuhan, embun mulai menuruni perut bumi dan kesejukan menggema perlahan dalam nuansa sakral menggema dikejauhan yang kian tertata, mendupa dalam purba menjelma dalam kekinian terbentang mata,

seburitan tarian didendangkan menarikmu berjuta kuasa makna kedalam arus berkepanjangan dan memenggal kepala demi kepala yang berhamburan dengan mata tertutupi keharuan akan perjalanan, sementara mataku mendelik kekakuan menyentuh hati sanubariku menepis asap yang kian mengepul, penyapaanmu para jeraw jaraw mengintip dari lintasan langit kegelapan disembunyikan pepohonan pehonan yang membuat nafas bergidik bagian episode pertama, maka Lihatlah bintang ketika malam dengan menunjukkan kekuatannya bersinar seketika memberikan arti keberadaannya disana, tundukku menyapu halaman mataku tertera tikar hamparan kaki kaki yang terus bergoyang dalam mantera berbalut doa doa,

aku ada disismu selalu dan aku bersembunyi dalam jubah kekuatanmu menepis dingin perlahan membekukan urat nadiku menuju lorong lorong hitam berganti putih sambung m,enyambung tiada pernah berhenti, sesekali aku memuja kuasamu dengan melafazkan kehambaanku dalam kuasa maha segalanya, disisimu aku selalu dalam kehangatan menetis kebekuan yang terhantarkan lewat sepertiga malam, seketika kembali aku terdongak dalam lintasan sang waktu dalam menggema puja demi puji yang bersahutan serta berkepanjangan penuh khidmat,

hatiku perlahan dan kekuatan menyapa ragaku melihat senyuman bintang, yang berkedap kedip tersenyum dalam antah berantah bersambungan, sebuah mata yang telah dibutakan oleh waktu ungkapan dua bongkahan batu serukan dengan penyeruan tangan menggenggam stanggi merayapi arang membara dilingkaran dupa, maka puja puja menggema selaksa, kembali aku menepis sianr berkelebat kencang menandakan keberadaannya, aku tertegung dan mengucap makna kuasa maha milikmu, penuh remang bulu menggerakkan angin dingin tertiupkan di seputar kamboja putih yang telah bermekaran menyatu aroma stanggi kekuatan makna,

perlahan sinar membara tertabuhkan genderang telinga menganga percikan membalut kembali jaraw jaraw terbengkalai oleh lintasan waktu memberangus pertapa pertama masa dimasa diatas bintang itu juga aku selalu teringat padammu, sebuah drama yang telah dimainkan oleh dalang penuh untaian lingkaran petuah petuah lama kembali melenting tajam di urat nadi sebuah penyerahan dan dahaga pemenuhan menjaga tidur lelapmu, agar tiada terasa lelah perjalanan ini menjelang pengembaran semakin melewati putaran waktu demi waktu, jalan mencuram membentang diantara purnama terbelah empat, saat hati bicara menyapa sang maha menata,

hujan mengelinding dalam lubang terisi pancuran meratakan sorotan tajam cahaya merentas pijakan deru yang terpinggirkan oleh lidah tajammu mengguncang sendiku, maka aku kembali dalam gelegar halilintar menyumbang hujan semakin menderas di pelataran kecepatan titik membuka naskah peleburan angkara di jalur menyempit, sementara kelam semakin menyentuh rongga berbisa saat mengalunkan relung memuja makna, sementara dua langkah telah terpacu melintasi awan dan kembali menghujan makna, menghempaslah mereka dalam tidur yang panjang,

2 komentar:

  1. Sebelum tidur aku berpesan supaya Tuhan menjagamu untukku...

    BalasHapus
  2. danielle mengatakan:Sebelum tidur aku berpesan supaya Tuhan menjagamu untukku...

    BalasHapus

sang bhumi ruwa jurai : prabandari