: prabandari
saat senja melukis jingga di hamparan penjuru bumi
berpelukan bersama cakrawala,
perlahan meremang memuja malam dikegelapan,
menghantar putaran waktu bersembunyi
diantara hangat biru selimutmu,
nirwana membahana menyeruak mimpimu menggelegar
ruang nan luas bersekat putih bersih
keagungan berpelangi cinta,
sementara di atas pembaringan perjuangan
terlintasi menyatu detak nadi
memeluk jantungmu bergetar,
sayup berkumandang tangis bahagia anak kita
menghiasi cakrawala,
dalam lengkungan kasih permaisuriku
memeluk permata belahan jiwa,
mengembang cadik diwajahmu
menggapai asa memuja penuh pelangi kasih,
sementara langit bersimponi lembut
mengelus punggungmu penuh cinta,
menguak zaman menetak waktu
semakin tertatah di relung palung hati,
membuncah makna :
mencintaimu dalam rintik hujan kasih,
kemilau cinta menyatu desah hujan kasih,
memeluk rentang ruang dideburan waktu
menyatu hujan kasih,
abadi tertatah dasar samudera membiru cinta
bentangan hujan kasih,
langit penuh kesetiaan melempar tetes kesejukan
hujan kasih berkepanjangan,
keabadian membuka lembar lengkungan cinta korintus,
memelukmu di altar membuka lembaran demi lembaran
kitab cinta kasih,
menyelimuti nuansa hasrat memujamu tiada bertepi,
menuai danau bening cintamu
kian bersimponi ruang putih keabadian,
kehadiran detakmu membelai hari
diujung sutera jemarimu menggapai awan
bersama kepakan sayap asmara membahana,
keindahan cakrawala menghiasi gemintang kekasih,
merangkai bait separuh jiwa dipelukanmu,
membuncah makna :
waktu terus berputar menuai kenikmatan
cinta persembahan tiada bertepi bersenandung
menyelami biru palung mutiara hatimu keabadian
bentangan dua selat membuncah
puncak biru kerinduan tiada akhir,
saat bahteraku kandas tenggelam
mendasar palung cintamu selamanya,
gelombang terhantar angin lautan kasih
membuih ombak mencumbu karang,
membuih biru lautan cinta kian mengental
menyelimuti aliran darah tertikam,
menunduk mata di danau bening cintamu,
membahana detak jantungku di khayangan suci,
memeluk malaikatmu tiada terhenti
merenda waktu terpancar di cadik menggelora,
kelembutan lembayung masih melukis rona langit,
awan bermandi pelangi melempar hujan
diperut bumi penuh kesuburan,
membuncah makna :
persembahan tiada bertepi bersenandung
menyelami palung mutiara hatimu
menyentuh jiwa diasuhan cawan anggur kasih
pertemuan raga kian memabukkan
riakan kerinduan berpeluh angkasa
waktu terus berputar menuai kenikmatan
memelukku terbang tinggi menyatu mimpi,
cinta persembahan tiada bertepi
melayang tinggi bersenandung tentang simponi kita,
menyelami palung mutiara hatimu
mengalir tiada terhenti memuja kuala kasih
membentang biru lautanmu,
ditelingamu tersapu desah kata bersumpah
selalu mencintaimu penuh keyakinan
aku milikmu selamanya,
puncak gunung semeru menyelimuti cinta suci
danau ranu kumbolo penuh kesejukan,
mengumandang subuh menghantar lantunan azan
menyentuh jiwa diasuhan cawan anggur kasih,
pertemuan raga kian memabukkan
riakan kerinduan berpeluh angkasa,
cinta membawa serta gelombang purba penuh kerinduan,
menggenggam jemarimu dipelukan
menggapai pemberhentian dalam deru
mencumbu bentangan cadikmu membahana,
secarik dahaga telah penuh
tertulis kalimat kerinduan,
di bibir cawanmu melingkar hasrat
menggelegak kuteguk tiada terhenti,
menjulang tinggi menara mercusuar
ditepian lautan tertetak menggumpal
laksana tiada terhenti menenggelamkan
di palungmu,
membuncah makna :
cinta abadi kian bersimponi ruang putih keabadian
kehadiran detakmu membelai hari
menggapai awan bersama kepakan sayap asmara
keindahan cakrawala menghiasi gemintang kekasih
merangkai bait separuh jiwa dipelukanmu
cinta persembahan tiada bertepi
melayang tinggi bersenandung tentang simponi kita,
menyelami palung mutiara hatimu
mengalir tiada terhenti memuja kuala kasih
membentang biru lautanmu,
ditelingamu tersapu desah kata bersumpah
selalu mencintaimu penuh keyakinan
aku milikmu selamanya
sanur ciptamu
25/09/19::02/13/38
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar