
senja diatas selat memuja merah saga
membentang siang memeluk malam
penghujung daratan terlampau warna
menetak warna lain cakrawa senja
jiwaku memanggil sukmamu,
memerah cinta memelukmu kian mendetak
menanti bumi dipelukan langit
aku merindukan saat demi saat
membisikkan, "mencintaimu keabadian"
ketika angin memelukku di semenanjung
kaki menjejak perjalanan menuai hutan
pelukan dan aroma tubuhmu menyatu
seperti malam ini aku menunggumu
rinduku membanjiri detak nadiku,
aku menginginkanmu kian melaju,
cahaya temaram lampu menyatu tatapanku
menerjang angin malam mendekapmu
mencumbu tengkukmu diatas derumu,
sesaat tubuh kita menari didinginnya malam,
telah kuputuskan hidupku untukmu.
tanganmu memelukku merentas jalan
mencari peraduan kian melaju
tanganmu memanggil cadikmu menyatu
diseberang gerbang aku termangu
menatap punggungmu melintasi gapura
menyatu kelam malam detak pasiku
perlahan nafas menghela cinta dahaga
hening tertetak desahmu membahana
jantungku berdetak penuh kekuatan
membisikkan, "mencintaimu keabadian"
jejak mendaki kelam perlahan
bumi berbalut satin ungu membara
didalam satin ini, tubuh kita meliuk,
menari bersama desau angina malam
meniupkan hangat angin lautan
menghantar benang merah membentang
mengikat cinta keabadian bercinta.
berjingkat gemulai tungkaimu memburu waktu
dikelokan satu aku membunuh kerinduan
menyatu antara cadik berpanggut gelombang
memelukmu kian menguat mesra,
menyatu hatimu dan hatiku, tubuhmu dengan tubuhku.
gelora kian membahana menghantar deru kian berputar
ruang memanggil waktu menghentikan detak nadiku
kelam malam menghentikan langkah menderu
kakimu mendaki tebing menyatu menara lautan
menghentak cakrawala palungmu
menikam langit mendesah jantungmu,
mengukir hidupmu menjadi milikku keabadian
darahmu piala cinta kita tersesap bersatu
menggelepar
sanur:
june23`10:
01:18:57
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar