
: prabandari,
terispirasi setelah melebur
makna dalam menjejak- jejak ::
::: suasana sore yang penuh penantian dari penyapaan penyejuk hati nurani berbaur dengan kerinduan yang kian memuncak, berbagai tangga pertanyaan akan keberadaanmu dengan berjuta aktivitas yang mengejarmu, maafkan aku yang hanya bisa termangu dan mengucapkan makna qalbu kepada sang Pencipta segalanya, untuk kekuatan yang diberkati kepadamu menjalani semua aktivitas demi aktivitas, sebuah komunikasi elektronik menyapamu dengan permohonan bantuan menyelesaikan sebuah permasalahan, sementara nafasmu belum teratur sehabis berlari bermil mil jauhnya, dengan semua atribut melekat di kedua tanganmu dan pundajmu, ketahuilah sering kali terjadi baru beberapa bongkah pengganjal kelaparanmu mengunyah nikmatnya terhentii.. sekali lagi maafkan aku yang hanya termangu dalam doa dan manteraku,
----------------------------------------------------------------------------------------
:::: Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain. ::::: menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi seorang yang lain-daripada-yang-lain, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang berada diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme.
:: sesaat makna bahwa manusia lantas tidak bisa lagi menggantungkan dirinya secara harfiah dengan makna erat-erat pada kodrat manusia yang specific dan tertentu serta khusus ungkapan menggema cakrawala, tidak ada determinisme, manusia itu bebas. Tidak ada lagi excuse, sesaat kemudian manusia ditinggalkan sendirian. maka kemudian manusia dikutuk, terhukum untuk menjadi bebas. wahai terkutuk sebab tidak menciptakan dirinya sendiri sepanjang jejak yang memungkinkan untuk makna untaian namun sungguh-sungguh bebas atau terbebaskan ??
::: sekian dari makna membelah nuansa pelangi berdampak terhadap sebutan eksistensialisme, manusia menyadari bahwa dengan control berada penuh ditangannya, ia memikul beban eksistensinya, yaitu tanggung jawab dipundaknya. Namun hal ini tidak lantas berarti bahwa ia bertanggung jawab atas individualitasnya sendiri, melainkan bahwa ia bertanggung jawab atas semua umat manusia. Kita tentu bertanya, bagaimana bisa demikian? // sementara pertanyaan itu tersembunyi dibalik baju putihmu yang penuh kesucian akan pengabdian, kasih sayang dan sifat pemberimu yang tiada tertempiskan, seperti kemarin ungkapan tentang kebebasan subyek individu memiliki banyak arti dari setiap individu dfan sudut pandangnya bahwa manusia tidak bisa melampaui subyektivitas kemanusiaannya (human subjectivity).
::: menatah tentang pemahaman berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar, hal ini mengarah mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan.
:::: Pertanyaan utama yang berhubungan dengan eksistensialisme adalah melulu soal kebebasan. Apakah kebebasan itu? bagaimanakah manusia yang bebas itu? dan sesuai dengan doktrin utamanya yaitu kebebasan, eksistensialisme menolak mentah-mentah bentuk determinasi terhadap kebebasan kecuali kebebasan itu sendiri, mengutip dari studi sekolahan filsafat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human is condemned to be free", manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.
:::: saat kita bicara tentang kehidupan, seketika muncul eksistensialisme itu sendiri merupakan suatu aliran dalam ilmu filsafat tentang manusia, dimana manusia harus bereksistensi, serta mengkaji cara manusia hidup di dunia ini. Eksistensialisme menganggap manusia itu suatu yang tinggi, dan keberadaanya ditentukan oleh dirinya sendiri, karena hanya manusialah yang dapat bereksistensi, yang sadar akan dirinya dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa eksistensi mendahului esensi. mengutip dari :: Fyodor M. Dostoevsky (1821 - 1881) adalah seorang penulis asal Rusia yang karya-karyanya sarat dengan unsur filsafat, khusunya eksitensialisme, walaupun pada zamannya, filsafat eksitensialisme dianggap belum lahir, mengingat yang memegang gelar bapak eksitensialisme adalah S. Kierkegaard. Eksistensialisme itu sendiri merupakan suatu aliran dalam ilmu filsafat tentang manusia, dimana manusia harus bereksistensi, sementara, Dostoevsky seorang sastrawan menuangkan pemikirannya dalam bentuk novel, roman, atau cerpen sarat dengan unsur filsafat, khusunya eksitensialisme mampu mengorek sisi-sisi terselubung soerang manusia, mengkaji relung-relung kejiwaan yang terdalam. Beberapa karya Dostoevsky yang populer dan sangat kental dengan eksistensialisme, diantaranya Catatan dari Rumah Mati, Kejahatan dan Hukuman, Karamazov Bersaudara, dan Catatan dari Bawah Tanah.
::::: kematian akan segera menjemput, ternyata dalam kehidupan ini tak ada sesuatu yang pasti, kecuali kematian (yang datangnya pun tak terduga), karena di dalam kehidupan ini terdapat banyak kejutan-kejutan yang tidak kita ketahui, dan pastinya di dalam menjalani hidup kita harus memilih, membencilah atau bercintalah, supaya jangan sampai duduk berpangku tangan dengan makna satu kata yang tersirat : kelam. Penderitaan, keputusasaan, keterasingan, dan kegalauan merupakan unsur-unsur yang tidak bisa lepas dari eksistensialisme .
:::: dalam keputusasaan terkandung kenikmatan-kenikmatan yang paling dalam, terutama kalau kita sadar bahwa keadaan kita tidak bisa tertolong lagi, menggambarkan penderitaan sebagai sesuatu yang menyenangkan. mejadi orang yang kuat dan bermental baja agar sanggup hidup dalam tempaan yang demikian berat. Hal ini yang sedikit banyak memperanguhi pemikiran mengkaji tentang cara manusia menjalani hidup secara sederhana dapat di katakan bahwa manusia ada karena penderitaan. Sebagai contoh, Dostoevsky mengacu kepada konsep pengorbanan diri yang dilakukan Yesus Kristus untuk umatnya. Namun yang ingin Ia kemukakan disini, bukanlah pengorbanan demi agama atau orang lain, tapi pengorbanan untuk diri sendiri, karena saat seorang manusia berkorban untuk dirinya sendiri, saat Ia menderita untuk dirinya sendiri, di situ terdapat suatu titik kebahagiaan. Di situ pulalah terdapat pembuktian bahwa manusia tersebut eksis, ada. Saat seorang manusia menderita, merasa jatuh, saat itulah merenung dan menghayati penderitaan tersebut, dan proses ini adalah tentang “hidup”.
Perenungan dalam penderitaan. Ia yakin bahwa di dalam penderitaan itu terdapat suatu kenikmatan terelubung, dan itulah poin penting yang seharusnya dicari oleh manusia. melihat manuia kebanyakan yang lebih memilih untuk hidup dengan keadaan yang aman-aman saja, cenderung takut jatuh atau menderita, karena bagi orang kebanyakan, kebahagiaan mereka terletak pada kehidupan yang standar pada umumnya, semakin sadar aku akan kebaikan dan akan semua yang baik dan indah, makin dalam aku tenggelam dalam lumpurku dan makin siap aku untuk lenyap ke dalamnya
::::: sesuatu yang disebut baik atau buruk bersifat relatif dan tidak absolut, sering menitik beratkan pada pengertian konsep “baik dan indah”, dimana rata-rata hampir seluruh manusia pasti ingin hidup dalam keadaan “baik dan indah”, dan mereka, masyarakat pada umumnya, menggambarkan keadaan “baik dan indah” tersebut sebagai keadaan dimana manusia hidup layak, mendapatkan apa yang Ia cita-citakan, serta mimpi-mimpi manis lainnya, padahal keadaan yang dianggap sempurna tersebut, justru sebenarnya membuat manusia itu sendiri menjadi lembek, lemah, dan manja. Hal ini makin ditegaskan olehnya melalui monolog dari buku yang sama, “Makin banyak yang tidak kau ketahui, makin tajam rasa keperihan itu.”
menurut pemikiran Dostoevsky, hidup adalah sesuatu yang tidak pasti, dan sebagai manusia, jangan pernah takut untuk jatuh dan sakit, atau menjadi “buruk” karena sesungguhnya kata “sakit” itu belum tentu sakit, dan kata “buruk” itupun belum tentu buruk.
:::: eksistensi berarti berdiri atau menempatkan secara luas diartikan sebagai beridiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya, pada manusia terjadi penekanan dimana manusia dipandang sebagai suatu mahluk yang harus bereksistensi, mengkaji cara manusia berada di dunia dengan kesadaran. Jadi dapat dikatakan pusat renungan eksistensialisme adalah manusia konkret. beberapa langkah penyatuan makna ekstensialisme dilihat dari selalu melihat cara manusia berada, eksistensi diartikan secara dinamis sehingga ada unsur berbuat dan menjadi, manusia dipandang sebagai suatu realitas yang terbuka dan belum selesai, dan berdasarkan pengalaman yang konkret. eksistensialisme memandang manusia sebagai suatu yang tinggi, dan keberadaannya itu selalu ditentukan oleh dirinya, karena hanya manusialah yang dapat bereksistensi, yang sadar akan dirinya dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya. ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan eksistensialisme ini saya kita ilmu-ilmu yang berkaitan dengan manusia seperti sosiologi (berkaitan dengan manusia dan keberadaannya didalam lingkungan sosial), antropologi (berkaitan anatar manusia dengan lingkungan budayanya)
::::: menjadi eksistensialis, bukan melulu harus menjadi seorang yang lain-daripada-yang-lain, sadar bahwa keberadaan dunia merupakan sesuatu yang berada diluar kendali manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi esensi dari eksistensialisme. Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme. Sebagai contoh, mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi seperti dokter, desainer, insinyur, pebisnis dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi dokter atas keinginan orang tua, atau keinginan sendiri.
terispirasi setelah melebur dengan makna : prabandari, dalam menjejak- jejak :: catatan: menjejak tiada henti :: 06 April 2010// 01:39 dan kutipan terhadap : Eksistensialisme Fyodor Dostoevsky dalam "Notes from Underground" (Catatan dari Bawah Tanah) : analisis seorang trumbukarang yang sok tau, dan ingin mengerti menjadi lebih baik sebagai diri sendiri // selamat berasumsi ......
:: batavia-yogyakarta-malang-dewata
:: hujan bulan juni penuh imajinasi
:: 16:06;2010// 17:24
:: menjejak tiada henti :: 06 April 2010// 01:39
.
analisis seorang trumbukarang yang sok tau, dan ingin mengerti menjadi lebih baik sebagai diri sendiri //
BalasHapusselamat berasumsi ......