
sebutir padi menerawang pada taman
diantara kedua matamu,
sesaat dini hari menghantar ubud
tenunan sawah dan kebun,
karena engkau adalah seorang wanita
tercantik nan ayu,
sepanjang sejarah
kehidupanku masa purba,
kini membelah terawang,
biarkan tanganmu menebar air kehidupan
dilintasan butiran nafas nan kian mendetak
memupuk jejak terjejak menyatu langit
dengan madu : prabandari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar