
ketika aku membeli sekotak krayon di sebuah toko peralatan alat tulis dan kertas serta semua sarana dan prasarana utnuk menunjang sebuah eksistensi sebuah keinginan yang besar dan semakin memperbukak lintasan ruang dan waktu; dalam ketertegunanku aku menatap beragam nuansa warna yang tertaburkan di dalam kotak krayon ini, dan mereka bergulat dalam gemuruh tiada terdengar oleh hati nurani para musikus bertemperamen penuh kegilaan di lingkaran penyulaman semakin menggila dalam pemerkosaan kosa kata; sayup dari kejauhan ternyata aku menatap kemesraan memukau desah terintim dalam persetubuhan tajam menyatu warna demi warna menghiasi kota krayon makna dan menggetarkan lukisan temperamtal sendi sendi kuasamu Tuhan; ketahuilah aku telah menyulam diriku berulang ulang di surau, kapel, pure, klenteng, berarak satu kobaran api menjadi fir`aun yang sesungguhnya:: bintang, bulan dan matahari hendaknya bersujud kepadaku:: lima empat dua nol satu nol:: satu satu satu ::
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar