Rabu, 07 April 2010

Igamu tertatah sukma


ketika langkahmu menyatu ruang waktu terlampau, sebongkah asa yang selalu menari di relung relung bernuansa cita dan rasa, menderu terpacu mengejar lintasan mengejang terpapar langit langit kian membiru kemudian menjelang semburat jingga menepi. Nafasku perlahan mendetak menyelami bongkahan gelombang ombak yang semakin menggelora menyapu pasir membentang di pantai yang terlewati semenanjungmu, bersama dermaga mengerlip perlahan lampu lampu kapal mencumbu deras lautanmu, sepanjang guludan menepi rerumputan liar melingkari perjalanan waktu dan makna, suaramu terus meliliti telingaku terpanjang hari membuka hari dengan dongeng sebelum tidur dan berjuta juta makna yang di berikan sebagai pemenuhan cinta nan sejati, membentang kandhil kekuasan Tuhan ditikam purba bernyawa, ombakmu terus melantunkan setiap desah menyatu mata dewa di sembunyikan peraduan semesta saat jinggamu membahana di katulistiwa, saat mata hati bicara untuk menyimpanku dalam rangka hidupku dengan menunjuk di tengah bagian bawah sebelah kiri untuk melengkapi langkah, lidahku kelu menatah secarik kertas bertulis kehidupan kita menyelami masa demi masa didepan jendela yang terbuka, sementara tanganku memeluk lingkar pinggang liatmu dengan kehangatan makna, tungkaimu menyeru altar di hamparan pasirm putih menikam sang buana bermega di buka pintu berdaun dua bersusun sirih merentang penuh kelembutan, bersamamu membuka sebuah susunan didalam almari usang bernuansa dari zaman menuju zaman, terpateri kehidupan kita bersama untuk selamanya dengan tiada kata berakhir mengucap di luas hamparan lautan menetas langit biru lidahmu, aku berjanji dengan waktu yang tiada pernah berlalu mengejar usang: trumbukarang: prabandari : marina beach: satu tujuh empat empat: nol tujuh nol empat dua nol satu nol:


**marina beach:
17.44: with love
07:04:2010l satu nol:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sang bhumi ruwa jurai : prabandari